Selasa, 14 Juli 2009

PPIMK

PENDAHULUAN

Pada Awal Abad 20 Perkembangan Pemikiran Islam di Minang Kabau tak pernah henti-hentinya. Banyak pemikiran-pemikiran baru lahir dari para tokoh Islam Minang Kabau, salah satu nya seperti H. Abdullah Ahmad salah seorang tokoh kelahiran padang panjang tahun 1878 ini, pemirannya bergerak di b idang pendidikan. Untuk mengetahui tokoh ini lebih lanjut, marilah kita beralih ke pembahasan berikut ini.


ABDULLAH AHMAD

A. Riwayat Hidup Abdullah Ahmad

Abdullah Ahmad lahir di Padang Panjang pada tahun 1878. Ayahnya bernama H.Ahmad, seorang ulama Minangkabau dan juga sebagai saudagar kain Bugis. Pendidikan Abdullah dimulai dengan mempelajari agama Islam kepada orang tuanya dan beberapa orang guru yang ada di daerahnya. Setelah baligh, ia dimasukkan ke sekolah kelas 2 (sekolah yang diperuntukkan bagi kaum pribumi) di Padang Panjang.


Pada usia 17 tahun (1895), ia berangkat untuk ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji lalu melanjutkan pelajaran agama pada Syaikh Ahmad Khatib, seorang ulama Minangkabau yang bermukim di Makkah. Selama empat tahun belajar di Makkah, Abdullah Ahmad terus mengikuti perkembangan gerakan Wahabiyah yang di gencarkan pada waktu itu. Gerakan ini dilakukan untuk menghapus praktek bid’ah, khurafat dan tahkayul juga masalah taqlid.


Pada tahun 1899 Abdullah Ahmad kembali ke Minangkabau dan mulai mengajar di Surau Jembatan Besi Padang Panjang. Didaerahnya ini ia menggunakan cara mengajar tradisional, yaitu dengan sistim halaqoh.


Pada tahap selanjutnya Abdullah Ahmad mengubah sistim pengajaran tradisionalnya dengan sistim sekolah agama (madrasah) yang diberi nama Adabiyah School. Proses belajar mengajar dengan menggunakan sistim klasikal ini menggunakan sarana yang biasa terdapat pada sekolah yang dilaksanakan pemerintahan Belanda, seperti meja, bangku dan papan tulis. Keadaan ini mendapat tantangan keras dari kalangan ulama tradisional, karena dianggap meniru cara-cara yang digunakan orang kafir. Karena tantangan ini begitu kuat, maka Abdullah memutuskan untuk pindah ke Padang pada tahun 1906 dan disana ia menjadi guru di Masjid Raya Ganting, menggantikan pamannya Syaikh Abdul Halim yang meninggal dunia.

B. Pemikiran Abdullah Ahmad

Sebagai salah seorang tokoh reformis Minang Kabau yang banyak terpengaruh oleh jalaluddin, H.Abdullah Ahmad aktif dalam bidang pendidikan dan persuratkabaran, media komunikasi-pers. Di samping memberikan pelajaran-pelajaran agama, pada tahun 1909 ia mendirikan sekolah dasar di Padang, yaitu sekolah Adabiyah. Konon inspirasi sekolah Adabiyah itu berasal dari madrasah al-Iqbal al-Islamiyah oleh Taher Jalaluddin di Singapura. Sekolah ini menggabungkan kurikulum pendidikan umum dan agama secara simultan. Sampai sekarang lembaga pendidikan di bawah Adabiyah, alhamdulillah tetap eksis. Pada periode awalnya, sekolah Adabiyah ini terutama mayoritas dimasuki oleh anak-anak kaum pedagang Sumatera yang tidak mendapat tempat di sekolah pemerintah Kolonial Belanda. Seperti juga sekolah Jamiat Khair di Jakarta, sekolah Adabiyah bersifat modern. Selain aktif di bidang pendidikan, Abdullah Ahmad juga giat sebagai penulis. Ia menerbitkan majalah Al-Munir (yang diterangi) yang terbit antara 1910-1916 di Padang . Al-Munir bertujuan menyebarkan agama yang sesungguhnya menambah pengetahuan para pembacanya, dan mempertahankan Islam terhadap serangan-serangan luar. Majalah ini memuat karangan-karangan tentang keagamaan. Dikemukakannya pentingnya pengetahuan, manfaat surat kabar dan pentingnya arti perkumpulan serta organisasi. Ia menaruh perhatian kepada peristiwa-peristiwa penting di dunia. Kemudian Abdullah Ahmad pun menjadi redaktur sebuah majalah keagamaan yang dikeluarkan oleh SI (Noer, 1980:4-47, 51-52) . Oleh karena Jalaluddin secara fisik tidak lama meneruskan masa perjuangannya di Minangkabau dan meneruskan kehidupannya di Semenanjung Malaya dan Singapura sampai akhir hayatnya, maka Abdullah Ahmad yang sejak kelahiran sampai wafatnya di ranah ini, membuat aliansi permanen dengan dua tokoh lain yang amat menonjol di awal abad ke-20 di dalam menggerakkan reformisme Islam di sini. Keduanya adalah Abdul Karim Amarullah (ayah Buya HAMKA atau inyiek Rasul) dan Jamil Jambek (Inyiek Jambek). Bahkan Abdullah Ahmad dan Amarullah pada tahun 1925 setelah menghadiri konferensi Internasional Islam di Mesir, keduanya dianugrahkan gelar Doktor Honoris Causa di Al-Azhar. Inyiek Rasul digambarkan oleh HAMKA di dalam bukunya AYAHKU sebagai sosok yang amat keras dengan prinsip keyakinan dan ilmu yang dimilikinya. Ia sangat menguasai teologi atau ilmu ketuhanan (ilmu tauhid), fikih dan ushul fikih. Basis jama’ahnya dalah Surau Jembatan Besi di Padang Panjang kemudian menjelma menjadi madrasah Thawalib. Inyiek Jambek berbasis di Suraunya di Tangah Sawah Bukittinggi adalah seorang muballigh ulung yang amat tajam rethorika dan amat berisi di dalam orasinya adalah ahli dan profesional di dalam Ilmu falak.

Konsep atau ide-ide pendidikan yang dikemukakan Abdullah Ahmad paling kurang meliputi tiga aspek yang fundamental, yaitu aspek kelembagaan, aspek metode, dan aspek kurikulum. Ketiga aspek ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Aspek Kelembagaan

Salah satu ide pembaharuan pendidikan yang dibawa oleh Abdullah Ahmad adalah bidang kelembagaan atau institusi pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa Abdullah mendirikan Sekolah Adabiyah. Untuk mendirikan sekolah ini ia menghubungi beberapa orang yang memiliki pendidikan guru dan juga menghubungi dari kalangan ulama.

Untuk mendukung kegiatan lembaga ini, Abdullah merekrut para pegawai yang berjiwa kebangsaan, yaitu mereka yang memiliki legalitas terhadap pemerintah Belanda dengan tujuan untuk menghilangkan kecurigaan pemerintah Belanda.

Pada tahun 1915 corak pendidikan Adabiyah diubah menjadi Holands Maleische School (HMS) atau Hollands Inlandsch School (HIS), yaitu tingkat pendidikan setaraf dengan Sekolah Dasar (SD) seperti yang ada sekarang. Di Adabiyah School diajarkan pelajaran agama dan Al-Qur’an sebagai mata pelajaran wajib, juga diajarkan pengetahuan umum.

Dengan adanya perubahan tersebut, Adabiyah School mendapatkan subsidi dari pemerintah kolonial, yaitu berupa dana dan tenaga guru. Pada perkembangan selanjutnya, jenjang pendidikan sekolah ini bertambah dengan berdirinya Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, dan SMA bahkan ada pula Sekolah Tinggi Administrasi Islam (STAI) serta laboratorium komputer.

Kemodernan Lembaga pendidikan Adabiyah ditandai oleh adanya sikap keterbukaan kepada para siswa yang berasal dari berbagai golongan untuk belajar di Adabiyah ini tapi dengan syarat beragama Islam dan dipilihnya guru-guru yang berbobot, setara dengan guru yang mengajar di sekolah Belanda.

2. Aspek Metode Pengajaran

Metode debating club adalah metode yang diterapkan oleh Abdullah Ahmad atau yang dikenal dengan nama metode diskusi merupakan metode yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada murid untuk bertanya dan berdialog secara terbuka tentang berbagai hal. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengubah cara lama yang menempatkan para siswa secara pasif dan kurang diberikan kebebasan, sementara waktu dipergunakan lebih banyak oleh guru.

Selain itu, Abdullah Ahmad mengajukan metode pemberian hadiah dan hukuman sebagaimana yang berkembang saat ini. Menurutnya, bahwa pujian perlu diberikan guru bila anak didiknya memiliki akhlak yang mulia dan jika perlu diberikan hadiah. Bersamaan dengan itu, hukuman juga perlu diberikan jika anak didik bersikap sebaliknya. Namun hukuman ini tidak perlu diberikan secara kasar, karena hukuman semacam ini dapat menghilangkan keberanian yang ada pada diri anak.

Metode lainnya yang perlu diterapkan menurut Abdullah adalah metode bermain dan rekreasi. Menurutnya bahwa anak-anak perlu diberi waktu untuk bermain dan bersenang-senang serta beristirahat dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Karena jika tidak ada waktu beristirahat, dapat merusak prilaku anak yang semula baik, karena bosan dengan kegiatan yang banyak menguras daya pikirnya. Akibat lainnya, hatinya akan mati, pemahamannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan akan tumpul serta cahaya akalnya akan padam.

3. Aspek Kurikulum

Rencana pelajaran yang dalam bahasa sekarang disebut kurikulum dijadikan sebagai kerangka kerja sistematis dalam suatu kegiatan pengajaran modern.


Pada lembaga pendidikan tradisional kurikulum tidak disusun secara tersendiri, melainkan dengan cara mengajarkan kitab-kitab yang diajarkan oleh kyai kepada para santrinya.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumya, bahwa sekolah Adabiyah bercorak agama dengan sistim modern. Dari kurikulum yang diterapkan oleh Abdullah adalah konsep kurikulum pendidikan Integrated (Integrated Curriculum of Education), yaitu terpadunya antara pengetahuan umum dengan pengetahuan agama serta bahasa dalam program pendidikan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Abdullah Ahmad adalah seorang tokoh kelahiran Padang Panjang pada tahun 1878, Pemikirannya terhadap Islam di Minang Kabau adalah membentuk sebuah konsep pendidikan yaitu mengubah sistem sekolah tradisional dengan sistem sekolah agama. Di samping memberikan pelajaran-pelajaran agama, pada tahun 1909 ia mendirikan sekolah dasar di Padang, yaitu sekolah Adabiyah. Konon inspirasi sekolah Adabiyah itu berasal dari madrasah al-Iqbal al-Islamiyah oleh Taher Jalaluddin di Singapura.

B. Kritik Dan Saran

Dalam makalah ini masih banyak mememiliki kekurangan dan masih memerlulan tambahan dari pembaca, baik itu dari segi referensi ataupun tulisannya. Untuk itu mohon dipinta maafkan tentang itu.

C. DAFTAR PUSTAKA

http://www.wordpress.com

http://aziz’s.blogspot.com/2007/02/s

http://www.informatikana.com/index.php?

http:// buyamasoedabidin.wordpress.com/2007/02/s

Tidak ada komentar: