Selasa, 14 Juli 2009

Filsafat Islam : Aliran dalam Filsafat Islam

PENDAHULUAN

Di dunia Islam, filsafat telah melalui berbagai macam periode. Perjalanan filsafat Islam dimulai secara resmi di abad ke dua dan tiga Hijriyah, berbarengan dengan penerjemahan karya-karya pemikir Yunani. Sebelumnya, sekalipun kajian teologi cukup digandrungi, namun filsafat tidak memiliki posisi tersendiri. Filosof muslim pertama adalah Abu Ishaq al-Kindi. Dan di Dalam filsafat Islam itu terdapat beberapa aliran pemikiran, diantaranya :

a. Aliran Paripatetik yang dikembangkan oleh al-Farabi dan Ibnu Sina.

b. Illuminasi yang dibngun oleh Suhrawardi.

c. Doktrin Genosis ( Irfani ) Ibn ‘Arabi pendiri Tasawuf Falsafi.

Untuk lebih jelasnya marilah kita lihat aliran-aliran filsafat islam diatas pada pembahasan berikut ini.


Aliran Dalam Filasafat Islam

A. Paripatetik

Paripatetik disebut juga sebuah aliran rasionalisme murni, maksudnya setiap pemikiran yang dikembangkan masih terpengaruh filosof yunani seperti aristoteles dan plato. Abu Nasr al-Farabi adalah filosof pertama yang mengonsep filsafat Islam. Al-Farabi selama hidupnya berusaha untuk mengharmoniskan ide-ide Plato dan Aristoteles. Ia sebagaimana mayoritas pemikir muslim lainnya, salah menganggap buku Otologia tulisan Plotinus sebagai milik Aristoteles. Itulah mengapa tanpa disadarinya ia terpengaruh Neo Platonisme. Farabi termasuk penggagas filsafat Paripatetik yang pada akhirnya berhadap-hadapan dengan filsafat-irfani Suhrawardi. Ibnu Sina adalah salah satu filosof lain yang digabungkan pada aliran filsafat Paripatetik. Dengan kejeniusannya, ia menuangkan ide-idenya kedalam tulisan-tulisan filsafatnya.Dalam filsafat parepatetik disitu mengangkatkan tentang rekonsiliasi seperti yang diungkapkan oleh al-Farabi. Al-farabi berusaha merekonsiliasikan antara filsafat dan agama. Para filosof sangat meyakini Al-qur’an dan hadis adalah hak dan benar demikian juga filsafat adalah benar. Ia menegaskan keduanya itu tidak bertentangan. Begitu juga mengenai ketuhanan, penciptaan alam dan lainnya.Intinya filsafat perepatetik ini masih bersiafat rasionalisme murni yang masih terpengaruhi pikiran neoplatonisme ( Aristoteles dan Plato ).

B. Illuminasi

Hikmat al-Isyrâq /Iluminasi mengungkapkan pemikiran teosofi Suhrawardî yang memuat konsep metafisikanya. Pada bagian ini, Suhrawardî menjelaskan konsep teosofi yang berpusat pada kajian cahaya (al-isyrâq) sebagai media simbolik. Suhrawardî mengelaborasi cahaya untuk mengungkapkan kesatuan pemikirannya baik pada tataran epistimologi, teologi, dan ontologi. Pembahasan utama pada bagian ini meliputi hakikat cahaya, susunan wujud (being), aktivitas cahaya, cahaya dominan, pembagian barzâkh (alam kubur), persoalan alam akhirat, kenabian, dan nasib perjalanan manusia menuju purifikasi jiwa.

Dengan konsep al-Isyrâq-nya, Suhrawardî menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan rentetan dari intensitas cahaya. Gradasi sinar dari sumber cahaya berakhir pada kegelapan. Semua kajian dalam bagian kedua membentuk bangunan teosofi berupa perpaduan antara filsafat dan tasawuf. Oleh karena itu, Suhrawardî dianggap sebagai pencetus dan pelopor konsep kesatuan iluminasi (wahdat al-‘isyrâq). Hal ini dikarenakan usaha Suhrawardî untuk mengoptimalkan proses iluminasi sebagai ilustrasi holistik dari kesatuan wujud (wahdat al-wujûd) yang dikembangkan Ibn ‘Arabî (Netton, 1994:258).

Gagasan mengenai kesatuan iluminasi yang diajarkan oleh Suhrawardî merangsang munculnya sikap protes dan anti pati dari kalangan ahli fiqh (islamic jurisprudence). Karena dianggap sesat dan mendatangkan keresahan dalam masyarakat, para ahli fiqh itu kemudian mengadili Suhrawardî serta menjatuhkan hukuman mati (hukuman gantung) kepadanya. Meskipun dengan berat hati, Suhrawardî menerima keputusan itu demi mempertahankan pemikiran yang diyakininya sebagai kebenaran paling hakiki

C. Genosis / Irfani

Genosis / irfani berkaitan erat dengan tasawuf falsafinya Ibnu ‘Arabi dengan kosep wahdat al-wujûd (unity of existence). Dalam terminologi Ibn ‘Arabi, nasût diubah menjadi al-khalq (makhluk) dan lahût menjadi al-haqq (Tuhan). Pemikiran ini timbul dari paham yang menyatakan bahwa Tuhan ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya dan oleh karena itu ia menciptakan alam. Di kala Ia ingin melihat diri-Nya, maka ia melihat alam karena tiap-tiap makhluk hidup yang ada di alam terdapat sifat ketuhanan. Dengan demikian, alam merupakan cermin bagi Tuhan. Dalam cermin itu diri-Nya kelihatan banyak, tetapi sebenarnya hanya satu. Di sinilah muncul paham kesatuan.

Usaha untuk mencari relasi filsafat dengan tasawuf ternyata tidak hanya didominasi oleh Ibn ‘Arabî dan para pengikutnya. Tetapi, usaha tersebut juga dirintis oleh para filosof lain dengan metode dan pendekatan yang berbeda. Salah satu di antara para filosof itu adalah Suhrawardî. Ia memperkenalkan filsafat iluminasi (al-isyrâqiyat) yang bersumber dari hasil dialog spritual dan intelektual dengan tradisi-tradisi dan agama-agama lain. Suhrawardî memperkenalkan diri sebagai penyatu kembali apa yang disebutnya sebagai hikmat al-ladûnniyat (kebijaksanaan ilahi) dan al-hikmat al-’âtiqat (kebijaksanaan kuno). Ia yakin bahwa kebijaksanaan ini adalah perenial (abadi) dan universal yang terdapat dalam berbagai bentuk di antara orang-orang Hindu, Persia, Babilonia, Mesir Kuno dan orang-orang Yunani sampai masa Aristoteles


PENUTUP

A. Kesimpulan

  1. Filsafat Paripatetik sebuah aliran filsafat yang dikembangkan oleh al-Farabi dan Ibnu Sina, yang mana pemikirannya masih terpengaruhi oleh filsafat yunani seperti Aristoteles dan Plato.
  2. Filsafat Illminasi aliran filsafat yang dikemabangkan oleh Suhrawardi yang mempunyai pandangan Allah adalah cahaya segala cahaya ( Nur al-Anwar ) dari Allah lah terciptanya cahaya-cahaya lainnya karena akibat dari pancarannya.
  3. Genosis atau Irfani yang lebih dikenal dengan tasawuf falsafinya Ibnu ‘Arabi yang memiliki pemikiran tentang wahdat al-wujud atau kesatuan wujud Alam dengan Tuhan, Alam adalah cerminan dari Tuhan sebagai simbol keesaannya.

B. Kritik Dan Saran

Dalam makalah ini masih banyak mememiliki kekurangan dan masih memerlulan tambahan dari pembaca, baik itu dari segi referensi ataupun tulisannya. Untuk itu mohon dipinta maafkan tentang itu.


Daftar Pustaka

http://salehlapadi.blogspot.com/2007/02/s

http://harjasaputra.wordpress.com/2007/04/11/filsafat-illuminasi-suhrawardi-1/

http://www.informatikana.com/index.php?

Aziz Dahlan, Abdul, Pemikiran Falsafi Dalam Islam penerbit Djambatan Th 2003, Jakarta.

Nasution,Hasyimsyah, Filsafat Islam Penerbit Gaya Media Pratama Th 1999, Jakarta

Tidak ada komentar: